Mengimani Sifat-Sifat Allah Akan Menumbuhkan Keimanan
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim
Mengimani Sifat-Sifat Allah Akan Menumbuhkan Keimanan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A. pada Kamis, 3 Safar 1446 H / 8 Agustus 2024 M.
Kajian Islam Tentang Mengimani Sifat-Sifat Allah Akan Menumbuhkan Keimanan
Ketika seseorang membaca ayat-ayat yang menjelaskan sifat-sifat Allah, yang menggambarkan kebaikan-kebaikan-Nya, contohnya sifat Allah yang menyampaikan kebaikan kepada hamba-hambaNya dengan cara yang halus yang bahkan kadang-kadang tidak disadari oleh hamba-Nya, maka dengan izin Allah, ini akan menumbuhkan rasa harap di hati kita untuk selalu mengejar karunia-Nya. Karena Dia-lah yang memiliki kebaikan-kebaikan yang dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya. Dalam hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا
“Sungguh, Allah lebih penyayang kepada hamba-hamba-Nya dibandingkan sayangnya seorang ibu kepada anak bayinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sifat-sifat ini menumbuhkan raja’ (berharap), yang merupakan salah satu dari tiga tiang utama penopang ibadah dan penghambaan diri kepada-Nya. Ketika kita membaca tentang sifat-sifat Allah, seperti Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu dan Maha Keras siksa-Nya, Mahakuasa untuk menimpakan apa saja kepada hamba-Nya jika Dia mennghendaki, ini akan membuat kita semakin takut dan tunduk kepada-Nya, serta semakin menjauhi perbuatan maksiat dan kedurhakaan. Dan bagi orang-orang yang berbuat dosa, mereka akan segera bertaubat, beristigfar, dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah ta’ala, dalam penjelasannya, menyampaikan buah dari mengimani sifat-sifat Allah adalah rasa takut dan harap kepada-Nya. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya di dalam ayat-ayat Al-Qur’an, sering kali disertai dengan perintah, larangan, membuat perjanjian dan mewasiatkan.
Sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang disebutkan tentang diri-Nya, serta pengutusan para rasul-Nya, penurunan kitab-kitab-Nya, dan penetapan syariat-syariat dalam agama-Nya, semua ini membangkitkan semangat dalam jiwa manusia untuk melaksanakan segala perintah-perintah-Nya, menyampaikan perintah itu kepada orang lain, saling menasihati, serta selalu mengingat dan menyebut-Nya. Sebagaimana dia akan membenarkan berita-berita dari Allah, melaksanakan apa yang dituntut, serta menjauhi larangan-larangan-Nya.
MasyaAllah, ternyata akan tumbuh jika kita merenungkan sifat-sifat tersebut. Karena seorang yang beriman kepada Allah tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Sempurna sifat-sifatNya. Ketika Dia memerintahkan perintah dan melarang dari satu larangan, ketika Dia mengutus rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya, menetapkan hukum-hukum syariat-Nya, maka hamba yang beriman tentang kesempurnaan sifat-sifat Allah meyakini bahwa pasti segala sesuatu yang Allah perintahkan mendatangkan kemaslahatan, bahkan tidak mungkin hidup manusia akan baik tanpa melaksanakan perintah-perintah itu. Sebagaimana dia meyakini segala sesuatu yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan mendatangkan keburukan, bahkan segala keburukan ada pada segala sesuatu yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang hamba-hamba-Nya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tersebut.
Ini yang menjadikan seseorang semangat mengikuti perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, serta membenarkan berita-berita dari-Nya dan mengamalkannya. Bahkan setelah mengamalkan ajaran tersebut, dia juga terdorong untuk menyebarkannya kepada orang lain.
Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan sifat-Nya yang Maha Mendengar dan Maha Melihat, serta kesempurnaan pengawasan-Nya, hal ini akan membangkitkan rasa malu yang mendalam dalam diri seorang hamba. Dan rasa malu ini merupakan bagian dari keimanan, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
الحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
“Malu adalah sebagian dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka hamba ini akan merasa malu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kalau Allah melihatnya melakukan perbuatan yang dibenci oleh-Nya, mendengar sesuatu yang dibenci oleh Allah, atau menyembunyikan di dalam hatinya sesuatu yang membuat Allah murka kepadanya. Karena tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya,
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati manusia.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 119)
Rasa malu ini membuat hamba tersebut menjauhi segala perbuatan yang buruk dan dosa yang dapat mengundang murka Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Subhanallah, mengimani sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan benar berdasarkan pemahaman aqidah Ahlus Sunah wal Jamaah adalah pendorong kebaikan dan motivasi yang akan menguatkan iman. Tidak ada bandingannya dibandingkan sebab-sebab lainnya. Oleh karena itu, Al-Qur’an paling banyak memuat tentang hal ini.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala pernah berkata, “Orang yang paling sempurna penghambaan dirinya kepada Allah adalah yang beribadah kepada-Nya dengan semua nama-nama dan sifat-sifat Allah yang dapat dijangkau oleh pengetahuan manusia.”
Semakin banyak kita mengenal Allah, semakin sempurna pula sifat-sifat keimanan dalam diri kita. Seperti sifat malu kepada Allah, merasakan pengawasan dan penglihatan-Nya, serta membangkitkan semangat dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu, pengenalan terhadap sifat-sifat Allah juga membangkitkan pengharapan, rasa takut, dan rasa cinta kepada-Nya. Ternyata ini semua adalah buah yang manis dari mengimanis sifat-sifat Allah.
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54362-mengimani-sifat-sifat-allah-akan-menumbuhkan-keimanan/